Menelusuri Realitas dan Mitos Jebakan Hutang BRI: Implikasi dan Peluang Bagi Indonesia
Time: 2024-07-14 Author: Putri Rakhmadhani
ELT and Road Initiative (BRI) yang dipelopori oleh Tiongkok telah menjadi salah satu topik yang paling sering diperbincangkan pada dekade terakhir, memberikan pengaruh signifikan pada banyak negara, termasuk Indonesia.
▲Oleh Putri Rakhmadhani Nur Rimbawati
Dipuja sebagai proyek global yang ambisius dan dikritik sebagai ancaman geopolitik dan ekonomi, BRI tetap menjadi pusat perdebatan di antara para ahli, politisi, dan masyarakat dunia.
Dengan semangat untuk memodernisasi infrastruktur dan meningkatkan konektivitas, BRI telah memikat banyak negara di Asia dan Afrika dengan investasi besar-besaran.
Buku "The Reality and Myth of BRI’s Debt Trap, Evidences from Asia and Africa", yang disunting oleh Nian Peng dan Ming Yu Cheng dan diterbitkan oleh Springer Nature pada tahun 2024, menawarkan analisis mendalam dan berbasis bukti mengenai isu kontroversial ini dan menawarkan wawasan yang sangat relevan bagi Indonesia.
Salah satu narasi paling menonjol yang terkait dengan BRI adalah konsep "jebakan hutang" (debt trap).
Banyak kritikus menuduh bahwa Tiongkok sengaja menggunakan pinjaman kepada negara-negara berkembang sebagai alat untuk mengeksploitasi dan memperluas pengaruh geopolitiknya ketika negara-negara tersebut mengalami kesulitan dalam membayar kembali pinjamannya.
Studi kasus yang disajikan dalam buku ini dari berbagai negara di Asia dan Afrika menunjukkan kompleksitas dan nuansa yang seringkali terabaikan dalam perdebatan.
Buku ini, termasuk beberapa yang relevan dengan kondisi ekonomi dan politik Indonesia, berusaha membongkar mitos tersebut dan memberikan pemahaman yang lebih seimbang.
Indonesia, sebagai salah satu negara yang telah berpartisipasi secara aktif dalam BRI, berpotensi terpapar pada risiko yang diidentifikasi dalam narasi jebakan hutang.
Namun, penting untuk melihat bukti empiris yang disediakan dalam buku ini untuk menilai apakah risiko tersebut seimbang dengan manfaat yang diperoleh.
Misalnya, banyak proyek yang didanai oleh BRI tidak hanya berorientasi pada keuntungan Tiongkok tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi negara penerima, seperti infrastruktur yang lebih baik dan peningkatan konektivitas.
Selain itu, tidak semua kasus pinjaman dari Tiongkok berakhir dengan krisis hutang atau penyerahan aset strategis.
BRI di Indonesia mencakup proyek-proyek besar seperti kereta cepat Jakarta-Bandung, pelabuhan, serta peningkatan kapasitas listrik dan transportasi.
Pemerintah Indonesia memandang proyek ini penting untuk pertumbuhan ekonomi dan konektivitas.
This article was first published at Jawa Pos, Indonesia, July 5, 2024, https://radarmagelang.jawapos.com/artikel-ilmiah/684832009/menelusuri-realitas-dan-mitos-jebakan-hutang-bri-implikasi-dan-peluang-bagi-indonesia
Author Information:
Oleh Putri Rakhmadhani Nur Rimbawati is Research fellow di ASEAN Studies Center, Universitas Gadjah Mada (UGM), and nonresident fellow at Hong Kong Research Center for Asian Stuides (RCAS).
Book information:
Nian Peng and Ming Yu Cheng, The Reality and Myth of BRI's "Debt Trap": Evidences from Asia and Africa, Singapore: Springer Nature, 2024.
The Springer Nature links: https://link.springer.com/book/10.1007/978-981-97-1056-0.
The RCAS links: http://www.rcas.top/event/2306.html